Riau, TanahIndonesia.id - Program Magrib Mengaji yang digalakkan oleh Pemerintah Desa Sungai Air Putih, Kecamatan Sungai Lala, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau kini menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Program Magrib Mengaji yang menyasar anak-anak usia sekolah dasar hingga remaja ini terbukti meningkatkan pemahaman dan kecintaan generasi muda terhadap Al-Qur'an serta nilai-nilai keislaman.
Kepala Desa Sungai Air Putih, Juanda, S.Pd.I, kepada wartawan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) pada Selasa (23/9/2025), menjelaskan bahwa program tersebut merupakan bagian dari misi besar pemerintah desa untuk menjadikan Desa Sungai Air Putih sebagai desa yang penuh Religius, Aman, Harmonis, Akuntabel dan Transparan (RAHMAT)
"Kami ingin menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki pondasi agama yang kuat. Magrib Mengaji adalah salah satu bentuk ikhtiar kami," ujar Kades Juanda.
Program Magrib Mengaji dilaksanakan setiap hari selepas salat magrib di lima titik utama desa, yaitu dua masjid dan tiga mushola yang tersebar di wilayah Sungai Air Putih. Dalam kegiatan ini, anak-anak dibimbing langsung oleh para ustaz dan ustazah setempat untuk membaca, menghafal, dan memahami ayat-ayat Al-Qur'an.
Suasana di tempat-tempat ibadah tersebut tampak lebih hidup sejak program ini dijalankan secara konsisten. Anak-anak datang dengan penuh semangat, membawa mushaf dan alat tulis, serta mengenakan pakaian muslim. Tak hanya membaca, mereka juga diajarkan adab dalam mengaji, tajwid, dan bahkan kisah-kisah inspiratif dari Al-Qur'an.
"Di desa kami ada dua masjid dan tiga mushola. Setiap habis magrib selalu ada kegiatan mengaji. Ini menjadi wadah penting dalam menanamkan nilai keislaman sejak dini," jelas Juanda.
Menurut Kades Juanda, program ini bukan sekadar ajang belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadi sarana dalam mempererat tali silaturahmi antar warga, khususnya anak-anak. Mereka jadi lebih akrab satu sama lain dan mengisi waktu selepas magrib dengan kegiatan positif dan bernilai ibadah.
"Waktu magrib adalah waktu rawan bagi anak-anak. Dengan kegiatan ini, mereka terhindar dari aktivitas yang kurang bermanfaat, seperti berkeliaran tanpa tujuan. Ini adalah upaya nyata menjaga mereka dari pengaruh negatif," ungkap Juanda.
Tak hanya berhenti di kegiatan mengaji harian, Pemerintah Desa Sungai Air Putih juga aktif dalam pembinaan kafilah yang akan diutus untuk mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kecamatan maupun kabupaten setiap tahunnya. Program ini menjadi lanjutan dari Magrib Mengaji, khusus bagi anak-anak yang menunjukkan bakat dan minat dalam seni membaca Al-Qur’an.
Program Magrib Mengaji mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan para tokoh agama setempat. Mereka bahu-membahu menjaga konsistensi kegiatan ini, mulai dari penyediaan tempat, perlengkapan, hingga pendampingan anak-anak.
Para orang tua juga merespons positif inisiatif pemerintah desa ini. Mereka merasa terbantu dengan adanya kegiatan keagamaan yang membimbing anak-anak secara spiritual di luar jam sekolah.
"Saya berharap program ini bisa terus berlanjut dan bahkan dikembangkan lebih jauh. Anak-anak hari ini adalah pemimpin masa depan. Jika mereka tumbuh dalam lingkungan yang religius dan harmonis, maka insyaAllah mereka akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan bermoral tinggi," tutup Kades Juanda. **tIND