TanahIndonesia.id - AKHIR-AKHIR ini, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), begitu viral di dunia. Hampir tiap hari, Kuansing yang kini dipimpin H Suhardiman Amby sebagai Bupati Kepala Daerah, tayang di media sosial. Bahkan, tak hanya media sosial, sejumlah stasiun televisi dunia ikut menyiarkan.
Penyebabnya, antara lain, karena "budak kecik" bernama Rayyan Arkan Dhika, tampil dengan tarian khusus diatas jalur yang sedang berpacu. Tariannya inilah yang mendunia. Budak Kecik ini, membakar nama Kuansing begitu pesat. Masuk televisi, masuk koran, media siber, media sosial, radio dan semua pemberitaan. Hanya sekitar dua bulan, Kuansing dan pacu jalur menjadi mata dunia.
Dhika yang kini disapa Duta Wisata Provinsi Riau, sungguh memicu respons beragam dari publik. Menurut budayawan senior di Riau, HA Aris Abeba, apa yang ditampilkannya, membuat mata orang terkesiap, tertutup dan terbuka seketika. Gerakannya sederhana, tapi merenggut perhatian dan jiwa. Dia indah dan mudah ditirukan.
Selain itu, era yang kini memasuki revolusi digital, jelas Aris, membangun sebuah kebudayaan yang tak terhentikan. Budaya paling dasar sejak manusia tercipta. Dia adalah keingintahuan dan perubahan. Budaya yang membentuk jiwa yang lepas, tapi tertarik pada keindahan. Meski banyak orang menilai itu hanya popularitas sesaat, tapi dia begitu menarik dan tak terlupakan. Ada keinginan hati dari dalam untuk mengikuti dan melakukannya.
Oleh sebab itu, merupakan hal yang wajar saja, bila sejumlah atlit ternama dari cabang sepak bola, balap motor, rugbi, balap sepeda, balap mobil, balap karung dan sejumlah organisasi olahraga kecepatan, menjadikan gerakan Dhika sebagai gaya utama setelah membuat prestasi. Gerakan fenomenal yang orang tidak merasa malu atau terlalu kampungan untuk melakukannya.
Di cabang seni tarik suara, tari dan teater, sejumlah artis kelas dunia juga ikut meniru. Bahkan ada seorang penyanyi rab, yang mengaku akan datang ke Kuansing hanya karena tertarik dengan gerakan Dhika. "Saya akan datang ke Kuansing, dengan biaya sendiri. Tidak usah membayar saya. Lagu saya dengan judul Young Black and Rich, meledak di pasaran karena saya menirukan gaya Dhika," jelas Melly Mike penyanyi terkenal asal Amerika ini.
Melly Mike mengaku, ke Indonesia saja dia belum pernah. Apalagi akan menyeberangi laut menuju Kuantan Singingi. Namun tekad yang sudah membayang di jantungnya, membuat dia mengumumkan untuk tampil di festival budaya pacu jalur. Festival pacu jalur itu akan digelar di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) pada 20-24 Agustus mendatang. Young Black and Rich merupakan lagu Mike yang digunakan sebagai musik latar pacu jalur yang ditarikan oleh Rayyan Arkan Dhika.
Namun viralnya Dhika, juga mendapat sorotan dari pengamat lainnya. Dia menilai, Dhika harusnya dipupuk dan dididik dulu sebelum dijadikan Duta Wisata Riau dan Kuantan Singingi. Menurut pengamat Nasional, Prof Bambang seperti dikutip dari media Basra Jumat (18/7), pemicu mendunianya Kuansing antara lain karena peran Dhika. Tetapi dia memberi masukan, tidak bisa menjadi satu-satunya alasan seseorang ditetapkan sebagai duta wisata seperti yang sudah dilakukan terhadap Dhika. Apalagi, tugas duta bukan sekadar tampil, tetapi juga mempromosikan dan mengembangkan produk pariwisata daerah.
Lebih lanjut, Prof Bambang menekankan pentingnya sistem kaderisasi dan kelembagaan duta wisata secara berjenjang. "Saya dorong pemerintah daerah agar tidak berhenti pada sosok Dhika saja. Tetapi menciptakan ekosistem yang melahirkan duta-duta tematik lain di bidang seni, budaya, kuliner, hingga sportourism,” jelasnya.
Apa yang sudah dilakukan Dhika, harus dipertahankan dan diteruskan. Karena itu dia menyarankan, agar pengangkatan duta wisata dilakukan melalui proses yang transparan dan akuntabel, disertai pelatihan dari para ahli. Duta itu perlu dibekali. "Seperti dulu saya pernah jadi juri Putri Pariwisata Indonesia, ada pembekalan dari Rhenald Kasali dan pakar lainnya. Itu modal dasar agar duta bisa mempromosikan daerahnya secara tepat,” tambahnya.
Terkait usia Dhika, Prof Bambang mengusulkan adanya klasifikasi usia dalam sistem duta wisata. Boleh saja ada duta usia dini, asal fungsinya jelas. Misalnya untuk wisata keluarga atau segmen anak-anak. Tapi tetap harus ada prosesnya agar tidak hanya jadi simbol viral sesaat. Dengan pendekatan dan saran dia ini, Bambang berharap muncul lebih banyak figur seperti Dhika dari berbagai daerah.
“Kalau ini dikelola secara serius, saya yakin dunia akan terperangah melihat budaya kita. Tak hanya Pacu Jalur, tapi juga ragam budaya dari Papua, Aceh, hingga Labuan Bajo. Indonesia bisa viral karena identitasnya sendiri. Kuansing sudah memulainya. Dia juga menyoroti pentingnya pembekalan substansial bagi para duta agar mereka mampu mengembangkan dan mempromosikan daerahnya secara mendalam.
HUT JMSI di Kuansing
Tapi perlu juga disampaikan di sini, Hari Ulang Tahun (HUT) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Riau, yang dipusatkan di Talukkuantan 18-20 Juli 2025, bukan hanya karena kehebatan Dhika atau mendunianya Kuansing. Namun pemilihan ini antara lain, disebabkan JMSI Riau mengkaji dengan telaten, siapa di belakang semua ini.
JMSI menemukan jawaban, peran Bupati Kuansing, Dr H Suhardiman Amby, sangat besar terhadap kemajuan yang dibuat kepala daerah ini. Dalam waktu singkat, Suhardiman yang bekerja karena dia dipercaya rakyat, mampu mengangkat nama Kuansing di berbagai sektor. Baik bidang ekonomi politik, kebudayaan, sosial dan lainnya. Mendunianya Kuansing, orang mungkin hanya mengingat Dhika. Tapi sebenarnya, Bupati yang berasal dari sekolah guru itulah, yang mengupayakan bangkitnya pacu jalur secara konsisten dan membuat jalur menjadi perlombaan besar.
Kepemimpinan Suhardiman, menurut Pengamat Ekonomi, Dr Edyanus Herman Halim, memiliki konsep dan visi yang jelas, baik terhadap adat, budaya maupun infrastruktur. Kepemimpinan Suhardiman Amby layak dipertahankan untuk kemajuan Kuansing ke depan. "Kepemimpinan Suhardiman baru seumur jagung, meski pernah menjabat bupati sebelumnya. Namun, saya melihat visi ke depan cukup bagus, buat kemajuan daerah," ucapnya.
Dikatakan Edyanus, seperti dilansir media pijarnasional.com, keberpihakan terhadap perkembangan ekonomi masyarakat cukup tinggi. Misalnya dengan pemberian modal usaha bagi usaha kecil saat gelaran pacu jalur dan usaha lainnya. Ini terobosan pertama yang terjadi, sepanjang Kuansing berdiri. Tidak hanya itu, perhatian terhadap kelembagaan adat juga tengah dalam proses yang sudah mendekati final.
Kata Ediyanus, dulu dia menitipkan Kenegerian Telukkuantan kepada Plt Bupati Kuantan Singingi, Suhardiman Amby, agar Daerah ini semakin bermarwah dan maju. Dan kini dia sudah menjadi Bupati. Dia terbukti menggesa pembangunan infrastruktur, maupun terhadap SDM ASN dan putra putri terbaik asal Kenegerian Teluk Kuantan, sehingga bisa terus berkontribusi untuk membangun Kuantan Singingi ini lebih baik lagi.
Marwah Daerah, tulis pijarnasional, tergantung pada putra putri yang mampu mempererat persatuan dan ikut membangun kemajuan. Suhardiman memberikan peran itu dan secara bersama memanfaatkan kelebihan alam kenegerian ini. Suhardiman, juga dinilai sebagai Bupati yang tahu berterimakasih. Dia juga mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ke-Islaman seperti MTQ Tingkat Kenegrian Teluk Kuantan yang melahirkan Qori dan Qoriah, terbaik untuk Kuansing dan Riau.
Terkait berbagai aspek pembangunan, sejak dia terpilih, Suhardiman sudah mengalokasikan pembangunan berbagai sektor, 4 kali lipat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Begitu juga aspek pembangunan ekonomi lainnya. Dia juga mempermudah sejumlah pihak yang berinvestasi ke Kuansing.
Atas perhatian inilah, antara lain JMSI Riau, akhirnya menghubungi Bupati Suhardiman untuk bekerja sama. JMSI memulainya dengan pelaksanaan HUT JMSI yang dilaksanakan di Talukkuantan. Selanjutnya, JMSI sepakat ikut membangun Kuansing dengan pemberitaan media, agar apa yang dilakukan Suhardiman, terekspos dengan baik.
Suhardiman pribadi, tidak menolak ajakan ini. Bahkan dia memberikan hadiah umroh ke Mekkah bagi pemenang pertama lomba karya tulis yang digelar JMSI. Dengan catatan, materi lomba harus berkisar tetang kelebihan serta kekurangan yang sudah dibuat negeri jalur ini. Jadi intinya, acara yang digelar JMSI di Kuansing, bukan karena viralnya jalur di dunia, tapi karena Suhardiman Amby menyambut baik tawaran untuk memajukan Kuansing secara bersama. Alhamdulillah. *
#Oleh Efridel#